Selasa, 26 April 2011

Motor ber-BBG...

Pada pertengahan 2008, tepatnya 27 Mei 2008 penulis mengalami kesulitan untuk mendapatkan fuel tank original (BBM premium) untuk kendaraan Mega Pro keluaran tahun 2001. Sementara fuel tank terpasang pada motor ini telah berulangkali mengalami bocor serta teknik penambalan manual dengan berbagai strategy dan teknis khusus...namun selalu hanya mampu bertahan beberapa minggu dikarenakan "tajam"nya BBM premium yang ditampungnya.

Pengalaman penulis dalam modifikasi gas burner pada boiler serta otomatisasinya
menarik untuk mengaplikasikannya pada tunggangan kesayangannya. Maka, dihari lumayan luang, dengan "senjata pribadi" yang ada, akhirnya konversi BBM premium ke BBG LPG terwujud dan menemani penulis menempuh ratusan kilometer perjalanan Jabodetabek dengan tunggangan yang kini ber-BBG LPG, selama kurang lebih enam bulan hingga pada akhir tahun 2008 penulis memperoleh fuel tank original setelah indent selama 2 bulan (itupun dengan setengah memaksa & mengeluh mahalnya!!! :D).

Beberapa modifikasi minor dikerjakan diantaranya:
# Port inlet BBM premium di-ubah menjadi control valve BBG*
# Open - Close manual BBM premium diubah dengan solenoide valve
# Penambahan manual choke valve (digunakan saat engine starting)
# (Rencana) pengunduran ignition timing dengan re-design CDI built in diganti dengan circuit CDI DIY

Additional #1:
Solenoid BBG LPG yang dipergunakan adalah hasil modifikasi solenoide valve mesin cuci otomatis 220VAC (rewinding ke 12VDC) disesuaikan dengan catu daya built in motor. Alasan ini adalah lebih ekonomis Rp. 45.000,- cukup mewakili sebuah solenoid valve dengan port ber-diameter 25.5 mm; MAWP (maximum allowable working pressure) hingga 4000 mBarg. Sebuah pertanyaan muncul, mengapa dipilih port berdiamater besar? jawabannya adalah pressure LPG yang akan diinjeksikan
28 s.d 70 mBarg (285 s.d 714 mmH2O, sehingga diperlukan "channel" yang cukup besar untuk menkompensasi kebutuhan kalori spontan engine saat acceleration. (Jika kita pergunakan regulator LPG standar dengan output pressure 28 mBarg maka akselerasi akan sedikit terlambat...) pemilihan pressure injection ini direkomendasikan kepada user yang penyabar hehehe...

Additional #2:
Sebelumnya, penulis tidak memiliki background teknik mesin otomotif...silakan bagi temen yang mau memberikan pengajaran private gratis penulis akan sangat berterimakasih :D

Berikut adalah foto-foto unit dimaksud (maaf tidak begitu komplit):


Kelebihan pemanfaatan konversi ini:
# Tidak mengenal istilah "mogok", campuran fuel & air sangat homogen menjamin "combustion"
# Combustion yang sempurna menghasilkan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan
# Gas buang yang bersih tanpa warna
# Ekonomis, kalkulasi secara engineering di atas kertas belum ada, namun telah penulis buktikan



Masih dalam draft pengembangan:
# Pembuatan fuel tank LPG stylish nyontek "ICBM - intercontinental ballistic missile"
# Built In LPG transfer pump 12 VDC re-modifikasi oilless air compressor
# Shifting of Ignition Timing*
*********************************
*(Salam buat temen di Kelapa Gading yang sedang research CDI...smoga berhasil Bro..share ke aku ya nanti klo udah berhasil :D)


Mungkin ini menjadi salah satu alternatif penulis untuk "menyikapi" seandainya semua kendaraan harus ber-BBM Pertamax, maaf jika kami masih perlu di-subsidi :(

========================================================================
NOTE:
Jika ada saran untuk pengembangan, silakan email ke: wawan@sbs-wellservices.com atau wawan.purwanto@yahoo.com
========================================================================

1 komentar:

  1. stasionernya dari mana mas kalo gasasuk uma lewat main jet
    berartipilotjetyadi tutup semua

    BalasHapus